Buat mereka yang tinggal di daerah pedesaan pasti sangat familier dengan kata bekatul. Memang benar bila ada yang menyebut bahwa bekatul adalah salah satu pakan ternak yang sampai sekarang difungsikan demikian. Tapi, tahukah Anda kalau bekatul ini ternyata sangat baik untuk kesehatan kita?
Nyatanya, bahan makanan yang berasal dari sisa penumbukan atau penggilingan padi ini memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi. Dalam bekatul setidaknya terdapat 6 jenis vitamin, yakni vitamin A, B1, B2, B3, B12, dan vitamin E. Selain itu, bekatul juga kaya akan zat Biotin, Inositol, Piridoksin, Kolin, Asam Folat, Asam Aminobenzoat, dan Asam Pantotenat.
//
Anti-kanker
Dr. dr. Samuel Oetoro, MS, SpGK, konsultan gizi di MRCCC Siloam Hospital Semanggi di Jakarta menyebutkan bahwa serat yang terkandung di dalam bekatul sangat tinggi. Jika dikonsumsi secara rutin, serat itu bisa membuntu menghambat penyerapan gula dan lemak. Tak cuma itu, bekatul juga punya sifat anti-kanker dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Namun sayangnya, tak banyak orang tahu tentang manfaat tersebut dari bekatul. Orang kerap menyamakan bekatul dengan dedak. Padahal, dua bahan makanan itu nyata-nyata beda.
Kulit ari beras
Dedak merupakan limbah yang berasal dari proses penggilingan atau penumbukan padi yang pertama. Sedang bekatul adalah kulit ari besar.
Ketika gabah digiling, kulit padi akan terpisah dari bulir padi. Sedangkan butiran nasi yang biasa dikonsumisi manusia itu disebut endosperma beras. Nah, bekatul adalah lapisan yang menyelimuti endospera beras, berwarna cokelat muda dan rasanya manis.
//
Gamma oryzanol
Nah, dalam bekatul ini mengandung gamma oryzanol yang cukup tinggi. Gama oryzanol ini yang mengendalikan kadar gula darah dan menjaga kadar kolesterol dalam tubuh. Kandung serat yang tinggi pada bekatul juga memberi efek rasa kenyang yang lebih lama.
Sama halnya seperti tepung gandung, bekatul juga dimanfaatkan untuk membuat aneka kudapan atau camilan. Misalnya, mecampur bubuk bekatul pada adonan kue atau roti. Kalau sudah terbukti benar, kenapa tidak kita coba?
Nyatanya, bahan makanan yang berasal dari sisa penumbukan atau penggilingan padi ini memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi. Dalam bekatul setidaknya terdapat 6 jenis vitamin, yakni vitamin A, B1, B2, B3, B12, dan vitamin E. Selain itu, bekatul juga kaya akan zat Biotin, Inositol, Piridoksin, Kolin, Asam Folat, Asam Aminobenzoat, dan Asam Pantotenat.
//
Anti-kanker
Dr. dr. Samuel Oetoro, MS, SpGK, konsultan gizi di MRCCC Siloam Hospital Semanggi di Jakarta menyebutkan bahwa serat yang terkandung di dalam bekatul sangat tinggi. Jika dikonsumsi secara rutin, serat itu bisa membuntu menghambat penyerapan gula dan lemak. Tak cuma itu, bekatul juga punya sifat anti-kanker dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Rekomendasi: Pilihan menu makan malam selama sepekan yang tidak menggemukkan badan dan Ibu hamil wajib mengurangi makanan manis dan berlemak. Kenapa ya?
Namun sayangnya, tak banyak orang tahu tentang manfaat tersebut dari bekatul. Orang kerap menyamakan bekatul dengan dedak. Padahal, dua bahan makanan itu nyata-nyata beda.
Kulit ari beras
Dedak merupakan limbah yang berasal dari proses penggilingan atau penumbukan padi yang pertama. Sedang bekatul adalah kulit ari besar.
Ketika gabah digiling, kulit padi akan terpisah dari bulir padi. Sedangkan butiran nasi yang biasa dikonsumisi manusia itu disebut endosperma beras. Nah, bekatul adalah lapisan yang menyelimuti endospera beras, berwarna cokelat muda dan rasanya manis.
//
Gamma oryzanol
Nah, dalam bekatul ini mengandung gamma oryzanol yang cukup tinggi. Gama oryzanol ini yang mengendalikan kadar gula darah dan menjaga kadar kolesterol dalam tubuh. Kandung serat yang tinggi pada bekatul juga memberi efek rasa kenyang yang lebih lama.
Sama halnya seperti tepung gandung, bekatul juga dimanfaatkan untuk membuat aneka kudapan atau camilan. Misalnya, mecampur bubuk bekatul pada adonan kue atau roti. Kalau sudah terbukti benar, kenapa tidak kita coba?